Mungkin hampir semua orang pernah yang namanya patih hati.
Begitu juga saya.,
Saya juga tidak mengerti kenapa patah hati itu sangat teramat sulit buat diobatin.
Meskipun berbagai macam obat sudah dijabarkan oleh para ahli psikologi.
Dan saya juga sangat setuju dengan sebuah pernyataan
'Kamu tidak akan pernah mengerti rasa sesuatu kecuali merasakannya sendiri'
That's why sekarang saya memulai untuk menulis kata-kata ini.
Awalnya saya tidak terlalu respect sama sebagian besar teman-teman yang mengeluh sedang patah hati.Saya pikir mereka berlebihan,karna merasa patah hati hanya karna seorang lelaki.Tapi lain ceritanya ketika saya pun sudah merasakan sendiri bagaimana rasanya patah hati.Ternyata memang seperti namanya, patah.
Saya pun juga mulai mencari solusi yang tepat,dari sebuah pernyataan
'Ketika dirimu patah hati,ikhlaslah obatnya'
sampai pernyataan yang lebih keren masa kini
'You have to move on'
sudah saya coba.
Saya mencoba untuk ikhlas,hal yang saya rasa paling sulit dari hal apapun didunia ini.Karna yang sudah bisa mengaplikasikannya adalah seorang pemilik kedamaian abadi menurut saya.Awalnya sangat berat untuk ikhlas,terlebih mengikhlaskan hal semacam dikhianati-orang-yang-dicinta.Dan disaat saya mencapai titik 50% mengikhlaskan,cobaan lain datang.Cobaan ini berupa perasaan bahwa usaha saya untuk mengikhlaskan sesutu itu sia-sia saja.Bukankah itu sama saja seperti pura-pura bahagia.? Hah,- saya diserang keraguan.
Dan akhirnya saya pun meninggalkan cara ini.Karna jujur,ikhlas pun juga harus tetap dijaga.Dan itu yang lebih berat daripada mencoba untuk memulai ikhlas.Karna nyatanya saya memang belum ikhlas,melihat yang-saya-cintai-mengkhianati saya.
Akhirnya saya mencoba untuk jalan yang lebih modern,move on.Terdengar lucu awalnya,dan juga mudah.
Dan ketika dijalan saya menjalaninya,memang lucu dan sedikit menghibur.Tetapi tidak seperti dugaan saya,ini tidak mudah.Saya harus melalui banyak percobaan dalam bab move on ini.Saya harus mencari orang-orang baru lagi,mencoba mendekati mereka,berteman dengan mereka,memilah satu per satu,dan yang terakhir adalah menguji hati saya sendiri.Apakah saya bisa move on pada orang ini.?
Ya,karna hatilah yang tidak pernah berbohong,Dia selalu bilang 'ya' ketika 'ya' dan 'tidak' ketika 'tidak'.
Dan tampaknya masa ini hati saya sedang kekurangan stok kata 'ya'.
Sampai akhirnya di satu titik saya pun berpikir.
Saya telah disakiti oleh sebuah perasaan yang tidak pernah saya sangka akan menyakiti saya sesakit ini.
Dan sekarang saya dibuat repot untuk segera menengambil langkah untuk bisa menghilangkan jejak tentang perasaan itu.
Padahal disisi lain,masih banyak sekali hal yang mungkin bisa saya kembangkan dibandingkan menekan hati dengan patah hati yang tidak ada habisnya ini.
Saya pun akhirnya memutuskan utnuk berhenti,berhenti merasa tersakiti.
Saya memulai untuk merubah pola pikir saya menjadi lebih positif.
Bahwa segala hal yang telah terjadi ini adalah hal yang terbaik,dan tidak ada yang salah dari sebuah keputusan jika kita telah melakukan yang terbaik.
Karna saya merasa telah melakukan yang terbaik untuk mencintai dirinya dan percaya padanya,meskipun ternyata dia berkhianat,saya merasa itu bukan sebuah kesalahan.
Mungkin ada dirinya yang lain yang sedang menunggu pilihan terbaik saya daripada dirinya yang kini telah mengkhianati saya.
Dan disainilah saya,mengetikkan sebuah kisah baru dari lamanya perjalan hati yang cukup melelahkan sebelum saya tau artinya berbahagia dalam sederhana.
Saya memilih untuk lebih bernegosiasi dengan pencipta saya dan menekuni alur hidup yang terus berjalan.
Saya kini tengah menunggu kelulusan masa SMA dengan rasa bahagia tanpa rasa tersakiti,dengan ikhlas.
"Eh ra,ceria amat.udah move on lu?"
"Menurut lo?"
have your own way,babe. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar